
Walsall FC Manfaatkan Kepemilikan Multi-Klub Untuk Rencanakan Rute Menuju Promosi
Walsall FC, klub kecil yang berlaga di League Two, kini menjadi MPOID sorotan berkat strategi unik yang mereka jalankan. Setelah bertahun-tahun terjebak di papan tengah kasta keempat sepak bola Inggris, mereka akhirnya menemukan momentum yang tepat untuk bangkit. Di bawah kepemilikan Trivela Group, sebuah perusahaan Amerika yang memiliki visi jangka panjang, Walsall berhasil membangun fondasi yang solid.
Dengan Mat Sadler sebagai manajer, tim ini tampil mengesankan dan memimpin klasemen sementara. Didukung oleh model kepemilikan multi-klub, mereka mampu memanfaatkan jaringan global untuk mendatangkan pemain berbakat dan menciptakan sinergi yang sulit ditandingi klub lain di level ini. Kini, Walsall tidak hanya bermimpi tentang promosi, tetapi juga tengah meletakkan dasar untuk masa depan yang lebih besar di dunia sepak bola.
Siapa Trivela Group dan Bagaimana Mereka Mengambil Alih Walsall?
Trivela Group didirikan pada 2021 oleh dua pengusaha Amerika, Ben Boycott dan Kenneth Polk. Setahun kemudian, mereka mengakuisisi Walsall, dan Boycott langsung bergabung sebagai wakil ketua. Selain Walsall, Trivela juga membeli Drogheda United di Irlandia, Trivela FC di Togo, serta mayoritas saham Silkeborg di Denmark. Meski mendapat protes dari pendukung Silkeborg di Denmark, proyek mereka di Inggris justru mendapatkan respons yang lebih positif. Walsall FC Manfaatkan Kepemilikan
Perubahan besar dimulai saat Mat Sadler ditunjuk sebagai manajer permanen di musim panas 2022. Di bawah kepemimpinannya, Walsall tampil luar biasa. Setelah hanya finis di posisi ke-11 dalam lima musim terakhir, mereka kini memimpin League Two dengan 58 poin dari 26 pertandingan.
Ini adalah rekor terbaik di divisi ini dalam lebih dari 20 tahun. Meski rekor tak terkalahkan selama 16 pertandingan berakhir dengan kekalahan 3-0 dari Bradford, ikatan antara tim, manajer, dan pendukung tetap kua dan tek terkalahkant.
Peran Nathan Lowe dan Pemain Kunci Lain di Performa Musim Ini
Nathan Lowe menjadi salah satu bintang utama musim ini dengan mencetak 18 gol sebelum dipanggil kembali oleh Stoke. Namun, Sadler telah membangun skuad yang cukup solid untuk terus berjuang meski kehilangan pencetak gol andalannya.
Pemain lain yang berkontribusi adalah Evan Weir dan Elicha Ahui, yang didatangkan melalui model multi-klub Trivela. Mereka bahkan dipinjamkan ke Drogheda United untuk mendapatkan pengalaman bermain lebih banyak sebelum kembali ke Walsall.
Salah satu keunggulan terbesar dari model multi-klub ini adalah fleksibilitas dalam mendatangkan pemain. Trivela memanfaatkan klub dalam jaringannya untuk pertukaran pemain, memungkinkan Walsall merekrut talenta yang mungkin sulit diakses klub lain.
Mat Sadler mengakui manfaat ini. “Kami memiliki akses ke pemain dari klub lain yang tidak dimiliki tim lain,” katanya. Komunikasi yang erat antara Trivela dan Walsall menjadi kunci keberhasilan proyek ini.
Akankah Walsall Menutup Musim Ini dengan Promosi Besar?
Walsall saat ini berada di puncak League Two dan tampaknya berada di jalur yang tepat untuk promosi. Dukungan dari Trivela Group, taktik brilian Mat Sadler, dan semangat para pemain menciptakan momentum luar biasa bagi Saddlers.
Jika model multi-klub ini berhasil di League Two, siapa yang tahu sejauh mana potensi Walsall FC ke depannya? Bagi Saddlers, ini adalah perjalanan yang luar biasa, dan akhir musim ini mungkin hanya permulaan dari kisah sukses yang lebih besar di masa mendatang.