
Ruben Amorim, pelatih yang baru ditunjuk untuk menangani Manchester United, kini menghadapi tekanan yang semakin berat. Setelah kekalahan 2-0 dari Newcastle United pada malam Tahun Baru, Setan Merah mencatatkan rekor buruk yang memecahkan sejarah klub, dengan lima kekalahan dalam delapan pertandingan liga pertama Amorim, merupakan rekor terburuk bagi seorang manajer Manchester United dalam lebih dari satu abad. Kekalahan itu, yang merupakan yang keempat dalam lima pertandingan liga terakhir, membuat United semakin terpuruk dalam klasemen Liga Premier dan memperburuk situasi yang sudah kritis IDC88JOKER.
MU Terbenam: Kekalahan dari Newcastle Perparah Krisis
Kekalahan terhadap Newcastle, yang dicetak oleh gol babak pertama dari Alexander Isak dan Joelinton, semakin menegaskan posisi sulit yang dihadapi United. Kemenangan itu membawa Newcastle melanjutkan tren positif mereka, sementara bagi Manchester United, kekalahan tersebut menambah deretan hasil buruk yang telah terjadi selama bulan Desember, di mana mereka kalah enam kali, sebuah angka yang belum pernah tercatat sejak September 1930. Hasil ini, menjadikan United turun ke posisi ke-14 di klasemen Liga Premier, posisi terendah mereka pada pergantian tahun sejak 1989, yang saat itu mereka menutup tahun di posisi ke-15 dan akhirnya finis di urutan ke-13.
Amorim Akui MU dalam Bahaya Degradasi: Tekanan Semakin Meningkat
Amorim, yang kini berada di bawah pengawasan ketat, mengakui bahwa situasi timnya sangat memprihatinkan. Pelatih tersebut mengungkapkan bahwa timnya saat ini terjebak dalam perjuangan untuk menghindari degradasi. Ia menyadari bahwa tantangan besar sudah di depan mata, yang berarti tim harus berusaha lebih keras untuk keluar dari situasi sulit tersebut dan menghindari jatuh ke divisi yang lebih rendah. Pelatih asal Portugal itu tidak membantah bahwa periode ini adalah salah satu momen tersulit dalam sejarah Manchester United, tetapi ia tetap berpegang pada keyakinannya bahwa perubahan drastis bukanlah solusi yang tepat. Meskipun timnya menghadapi kesulitan besar, ia menegaskan bahwa ia tidak akan mengubah taktiknya.
Keputusan Kontroversial Amorim: Zirkzee Jadi Korban Rotasi
Namun, dalam kondisi yang serba sulit ini, Amorim juga mengakui bahwa terkadang keputusan sulit harus diambil untuk kebaikan tim. Salah satu keputusan yang menonjol dalam pertandingan melawan Newcastle adalah keputusan untuk mengganti penyerang Joshua Zirkzee setelah hanya 33 menit di lapangan, yang bisa dianggap sebagai langkah yang kontroversial. Zirkzee, yang belum menunjukkan dampak signifikan, digantikan oleh gelandang Kobbie Mainoo, sebuah perubahan yang mencerminkan kebutuhan akan penguasaan bola yang lebih baik di lini tengah.
Amorim menjelaskan bahwa timnya sedang mengalami kesulitan dan membutuhkan tambahan gelandang untuk meningkatkan penguasaan bola. Ia merasa bahwa dengan gelandang tambahan, tim akan lebih efektif dalam mengendalikan permainan dan mengurangi tekanan yang dihadapi. Meskipun keputusan itu sulit, Amorim menekankan bahwa ia berkomunikasi dengan Zirkzee setelahnya untuk memberikan dukungan dan memastikan bahwa keputusan tersebut bukan cerminan dari penilaiannya terhadap pemain secara pribadi.
Ruben Amorim MU Terpuruk, Amorim Diuji Mental: Degradasi Mengintai Old Trafford
Bagi Manchester United, kekalahan beruntun ini jelas menunjukkan ketidakseimbangan yang ada dalam skuad mereka, baik dari segi strategi maupun mentalitas. Keputusan untuk mengganti pelatih dan mengubah pendekatan tak selalu menjadi jaminan kesuksesan. Namun, dengan rekor buruk ini, Amorim terjebak dalam situasi yang semakin memburuk. Pelatih yang sebelumnya mencatatkan kesuksesan di Sporting CP ini sekarang berada dalam ujian besar di Old Trafford, di mana ia harus membuktikan bahwa dirinya mampu mengubah keadaan. Kegagalan untuk keluar dari krisis ini, terutama dengan ancaman degradasi yang semakin nyata, dapat membuat posisinya terancam.
Namun, satu hal yang jelas adalah bahwa United tidak memiliki pilihan selain berjuang keluar dari masalah ini dengan lebih keras. Setiap pertandingan ke depan akan menjadi penentu apakah Amorim mampu mengembalikan kepercayaan kepada timnya dan membawa mereka keluar dari zona krisis, ataukah akan semakin tenggelam dalam kebuntuan yang telah menggerogoti klub ini selama beberapa bulan terakhir. Bagaimanapun, harapan para penggemar dan masa depan Ruben Amorim sebagai manajer kini berada di ujung tanduk, tergantung pada bagaimana ia mengatasi tantangan besar yang ada di hadapannya.